Pura Besakih
Pura Besakih Bali
Pura Besakih adalah tempat
persembahyangan agama Hindu di Bali dan di dalam area Pura ini, tidak hanya
terdapat satu Pura, tetapi banyak Pura. Karena begitu banyaknya terdapat Pura
dalam satu wilayah, maka Pura Besakih Bali adalah Pura terbesar di Indonesia.
Pura Besakih Bali juga sering
disebut dengan nama Pura Agung Besakih. Lokasi Pura Besakih terdapat di Desa
Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali.
Pura Besakih Bali terdiri dari 1
pusat Pura yang diberi nama Pura Penataran Agung Besakih dan terdapat 18 Pura
pendamping yang berada di sekeliling dari Pura Penataran Agung Besakih. 1 buah
Pura Basukian dan 17 pura lainnya.
Jika anda sudah pernah melihat
foto-foto dari Pura ini, maka anda akan melihat anak tangga yang jumlahnya
banyak dan terdapat pintu gerbang yang sangat besar, gerbang inilah pintu masuk
ke areal pusat Pura Penataran Agung Besakih.
Pura Besakih di Bali merupakan pusat
kegiatan keagamaan bagi umat Hindu Bali dan Pura Penataran Agung Besakih adalah
Pura terbesar di wilayah Pura ini. Pura Penataran Agung Besakih paling banyak
memiliki tempat atau bangunan untuk persembahyangan, orang Bali biasa sebut
dengan nama Pelinggih dan merupakan pusat dari Pura ini.
Pura
Besakih Bali, Pura Terbesar Umat Beragama Hindu Di Bali
Selanjutnya kami akan membahas
secara singkat tentang sejarah Pura Besakih, agar pada saat anda berwisata
salah satu tempat wisata di Bali ini, anda sudah memiliki gambaran tentang
tempat wisata di Bali yang anda kunjungi.
Sejarah
Pura Besakih
Pura Agung Besakih di Bali sudah
terkenal sampai ke macanegara, begitu banyak wisatawan asing atau domestik yang
berwisata ke tempat ini. Saking besarnya Pura ini, Pura Agung Besakih mendapat
nama sebagai ibunya dari Pura di Bali.
Anda pasti bertanya siapakah yang
membangun Pura ini untuk pertama kali? Awalnya saya juga tidak tahu, tapi
setelah membaca buku sejarah tentang Pura di Bali maka saya tahu jawabanya.
Pembangun Pura Besakih adalah seorang tokoh agama Hindu dari India yang telah
lama menetap di pulau Jawa, nama beliau adalah Rsi Markandeya.
Jika sekarang anda lihat sebuah
bangunan Pura megah, dulunya lokasi dari Pura ini adalah hutan belantara.
Tentunya anda dapat membayangkan hutan belantara jaman dulu, pastinya akan
banyak terdapat binatang. Maaf agak ngelantur sedikit.
Konon dikala itu belum terdapat
selat Bali seperti sekarang, karena pulau Jawa dan pulau Bali masih menjadi
satu dan belum terpisahkan oleh lautan. Karena saking panjangnya pulau yang
kita sebut sekarang dengan sebutan pulau Jawa dan pulau Bali, maka pulau ini
diberi nama pulau Dawa yang artinya pulau panjang.
Awal mulanya Rsi Markandeya pendiri
dari Pura ini, bertapa di Gunung Hyang (Gunung Dieng di Jawa Tengah).
Setelah lama bertapa Rsi Markandeya mendapat wahyu untuk merambas hutan di
Pulau Dawa dari selatan menuju ke utara.
Ditempat perambasan hutan, Rsi
Markandeya menanam kendi yang berisikan logam dan air suci. Logam tersebut
antara lain logam emas, logam perak, logam tembaga, logam besi dan logam
perunggu. Kelima logam tersebut dimasyarakat Bali disebut dengan mama Pancadatu.
Selain logam juga turut serta
ditanam permata yang disebut Mirahadi yang artinya mirah utama. Tempat
penanaman kendi inilah yang disebut dengan nama Basuki yang artinya
selamat. Diberikan nama Basuki atau selamat dikarenakan dalam perambasan
hutan para pengikut dari Rsi Markandeya selamat melaksanakan tugasnya.
Dengan berjalanyan waktu nama Basuki berubah menjadi Besakih.
Sumber: http://www.rentalmobilbali.net/pura-besakih/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar